Wujudkan Masyarakat Siaga: Jambore Tangguh Bencana 2025 Digelar di Kolaka Timur
![]() |
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara, Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., memimpin rapat koordinasi persiapan Jambore Tangguh Bencana 2025 yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Jumat (7/3/2025).
“Kegiatan ini sangat penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Oleh karena itu, berbagai pemangku kepentingan, termasuk Basarnas dan BPBD, akan berperan dalam simulasi dan pelatihan tanggap darurat,”
KENDARI-MEDIAKONAWE.COM|
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sulawesi Tenggara, Drs. Asrun Lio, M.Hum., Ph.D., memimpin rapat koordinasi persiapan Jambore Tangguh Bencana 2025 yang berlangsung di Ruang Pola Kantor Gubernur Sultra, Jumat (7/3/2025).
Rapat ini dihadiri Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Prov. Sultra, Korem 143 HO, Polda Sultra, Lanal Kendari, Lanud Haluoleo, BMKG Stasiun Geofisika Kota Kendari, BMKG Stasiun Meteorologi Kota Kendari, BMKG Stasiun Klimatologi Provinsi Sultra, serta perwakilan dari Dinas PUPR Sultra, Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, dan instansi lainnya. Secara virtual, rapat ini juga diikuti oleh BPBD dari 17 kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara.
Dalam arahannya, Sekda Sultra menegaskan bahwa Jambore Tangguh Bencana 2025 merupakan salah satu inovasi dalam program Quick Win 100 Hari Kerja Gubernur dan Wakil Gubernur Sultra, ASR-Hugua. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemangku kepentingan dalam menghadapi bencana melalui simulasi, edukasi, dan pelatihan.
“Kegiatan ini sangat penting dalam upaya mitigasi dan penanggulangan bencana. Oleh karena itu, berbagai pemangku kepentingan, termasuk Basarnas dan BPBD, akan berperan dalam simulasi dan pelatihan tanggap darurat,” ujar Asrun.
Jambore ini akan berlangsung selama tiga hari, pada 19–21 April 2025, di Kabupaten Kolaka Timur, yang dipilih sebagai lokasi karena “Mengalami lebih dari 300 kali guncangan. Kami ingin mengedukasi masyarakat agar lebih tanggap terhadap situasi darurat. Risiko bencana dapat dikurangi jika masyarakat memahami langkah-langkah penanggulangannya,” tambah Asrun.
Ia juga menegaskan bahwa anggaran kegiatan ini akan difokuskan pada edukasi dan pelatihan, bukan aspek seremonial. “Penganggaran diarahkan untuk kegiatan inti, bukan aksesoris. Tujuannya adalah memberikan pelatihan mitigasi bencana yang efektif,” tegasnya.
Dalam pemaparan Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sultra, Muh Yusup, disampaikan bahwa kegiatan ini akan mencakup berbagai program yang membutuhkan sinergi dan kolaborasi dari semua pihak.
Adapun tujuan khusus dari Jambore Tangguh Bencana 2025 antara lain meningkatkan keterampilan dalam penanganan bencana, memperkuat koordinasi antara pemerintah, media, dan masyarakat, membangun jiwa korsa di antara pemangku kepentingan kebencanaan, mengintegrasikan teknologi dalam mitigasi dan tanggap darurat, serta menghasilkan rekomendasi strategis untuk pengelolaan bencana yang lebih baik.
Dari kegiatan ini diharapkan terbentuknya jejaring relawan kebencanaan di Sultra, peningkatan koordinasi antara media dan pemerintah dalam penyebaran informasi bencana, meningkatnya kapasitas individu dan komunitas dalam kesiapsiagaan bencana, serta terciptanya budaya tanggap bencana di masyarakat.
Mengusung tema "Sinergi dan Kolaborasi: Membangun Ketangguhan Bersama untuk Sulawesi Tenggara yang Siaga Bencana," Jambore ini memiliki serangkaian agenda penting.
Pada hari pertama, kegiatan akan diawali dengan pembukaan acara, workshop peran media dalam kebencanaan, latihan pembentukan jiwa korsa dan team building, serta diskusi panel sinergi antara media, BPBD, BMKG, dan TNI-Polri.
Hari kedua akan diisi dengan simulasi penanganan bencana skala besar, termasuk gempa bumi dan tsunami, latihan operasi SAR, manajemen pengungsian, logistik, serta komunikasi darurat. Sedangkan hari ketiga sebagai puncak acara akan diadakan apel siaga kebencanaan dan rapat koordinasi final.
Dengan sinergi dan kolaborasi, mari bersama-sama wujudkan Sulawesi Tenggara yang lebih siap dan tangguh dalam menghadapi tantangan alam. (*)