Lapeha : Proses Belajar Tatap Muka Di Kelas Diwajibkan Patuhi Protokol Kesehatan
![]() |
Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Konawe Utara, Lapeha |
Metode yang saya terapkan, proses pembelajaran diruang kelas dengan pembatasan 20 siswa dalam satu ruangan. Kalau ada satu kelas yang lebih, satu ruangan itu harus dipecah sesuai aturannya perkelas menampung 32 murid, sehingg saya buka sekolah itu tidak full, tidak boleh lebih, itulah yang kami pantau sekarang
Wanggudu, mediakonawe.com - Proses belajar mengajar dengan metode tatap muka di ruang kelas diera pandemi Covid-19 menjadi perhatian serius Kepala Dinas Pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Konawe Utara, Lapeha yang terus melakukan pemantauan terhadap penerapan protokol kesehatan bagi 103 Sekolah Dasar (SD) dan 38 Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang berada di daerah ini.
Menurutnya, sejak sekolah mulai dibuka untuk pembelajaran tatap muka di ruang kelas beberapa waktu lalu pihak Dikbud terus melakukan pemantauan atas penerapan potokol kesehatan disetiap sekolah. Baik itu penyemprotan disinfektan, penggunaan masker, pemakaian Hand Sanitiser maupun menjaga jarak ideal di ruang kelas.
![]() |
Siswa Sekolah Dasar (SD) Lamparinga Kecamatan Wiwirano, Konawe Utara |
"Metode yang saya terapkan, proses pembelajaran diruang kelas dengan pembatasan 20 siswa dalam satu ruangan. Kalau ada satu kelas yang lebih, satu ruangan itu harus dipecah sesuai aturannya perkelas menampung 32 murid, sehingg saya buka sekolah itu tidak full, tidak boleh lebih, itulah yang kami pantau sekarang," ujar Lapeha di Wanggudu, Kamis (10/9/2020).
Dijelaskan Kadis Dikbud Konut, pihaknya telah membentuk tim monitoring yang bekerja memantau proses belajar mengajar di sekolah hingga sekolah yang berada pelosok sekalipun di daerah ini terkait penerapan protokol kesehatannya.
"Sampai hari ini pun saya tidak pernah tinggal di kantor, staf itu saya sebar disetiap kecamatan dan mereka selalu hadir sebelum sekolah dibuka sampai selesainya. Tentunya ini agar kita yakin bahwa protokol kesehatan berjalan setiap hari," tandasnya.
Lebih lanjut kata Lapeha bahwa semua yang kita lakukan ini tidak terlepas dari petunjuk dan arahan Bupati Konawe Utara yang juga kapasitasnya sebagai ketua gugus penanggulangan Covid-19 di daerah ini.
Jadi setiap apa yang kami lakukan, selalu dikoordinasikan terutama program-program yang terkait pelaksanaan peningkatan mutu pendidikan di sekolah sejak merebaknya pandemi Covid-19. "Saya selalu dipangil terutama mengenai penanggulangan Covid-19 di sekolah sejak sekolah kembali saya buka," ujarnya.
Berkaitan dengan itu, Kata Kadis Dikbud Konut bahwa dia telah menginstruksikan ke jajarannya bila ada gejala di masyarakat atau siswa yang kemungkinannya terpapar gejalan corona di radius sekolah itu agar cepat dikoordinasikan dan dilaporkan kemudian kita mengambil langka-langka khusus hingga penutupan sekolah itu.
"Seperti beberapa hari lalu ada siswa saat diukur suhu badannya melebihi 37 derajat langsung kita pulangkan. Bahkan disalah satu kelurahan beberapa hari lalu ada laporan masyarakat terindikasi positif, sekolah yang ada di radius situ langsung saya tutup untuk batas waktu dua minggu," tegasnya.
Ini juga merupakan rangkaian dari komitmen bersama orang tua siswa yang mengizinkan anaknya belajar di kelas dengan pernyataan yang sejak awal ditandatangani.Jika ada masyarakat dan orang tua siswa yang belum mau anaknya kembali belajar di sekolah itu tidak masalah, kita menggunakan proses belajar dalam jaringan (daring) dan metode luar sekolah (luring).
"Metode pembelajaran sistem luring kita terapkan juga, siswa diberikan buku paket, kita berikan petunjuk seperti apa, kemudian ada pendampingan gurunya datang dirumah siswa atau secara berkelompok dengan memperhatikan Protokol Kesehatan," ungkapnya MK/RT